Selasa, 24 September 2013

someone


SEBUAH PENANTIAN
Karya : arifin suparyadi
Jumat, 20 september 2013

            Hari ini seperti biasa saya berangkat sekolah. Seperti biasa hari jumat setelah jum’atan di masjid Nurul Ikhsan saya harus melaksanakan kewajiban saya sebagai senior pramuka. Sebelum jum’atan seperti biasa saya harus menjaga beberapa titik dimana junior-junior yang selalu kabur atau bolos dalam latihan pramuka.
Bel berbunyi tanda berakhirnya proses belajar mengajar hari ini. Saya segera berkeliling, di mulai dari gerbang sampai akhirnya saya di tugaskan untuk berjaga di tempat parkir siswa kelas X. Lama saya menunggu untuk berjaga . akhirnya saya putuskan untuk melihat sekeliling lingkungan luar sekolah dengan memanjat dinding sekolah, tiba-tiba datang seseorang yang belum saya kenal berteriak dengan nada keras dan berbicara  kasar, aku langsung berbalik dengan emosi. Aku datangi dia dengan emosi, kami saling beradu kata-kata. Datanglah segerombolan junior yang aku tebak mereka teman orang yang ada dihadapanku sekarang. Ternyata mereka adalah orang-orang yang sering bolos dalam latihan pamuka. Aku mencoba untuk tetap tenang, hingga tongkat yang kupegang kulepaskan. Rasanya saat itu ku ingin menghajar mereka semua, seperti pengalamanku masa lalu yang suka berantem.
Saat itu, mulailah aku terpikirkan dia. Dia adalah Any ( bukan nama asli). Sebelum jadian aku pernah bernadzar untuk bisa menahan emosiku sebisa mungkin. Akhirnya aku urungkan niatku untuk menghajar mereka dan datanglah senior kelas XII yang membantuku. “ Tahan emosimu, sekarang kamu merasa kan apa yang pernah saya lakukan sebelum kamu menjadi senior dalam pramuka. Dulu saya juga sama seperti kamu, emosi selalu datang. Tapi, ingat ini adalah tugas. Tugas kamu hanya mencegah mereka pergi bolos, bukan untuk melayaninya. ” Disitu aku langsung terdiam. Dalam pikiran, aku ambilah sisi positifnya.
Waktu juma’tanpun telah usai. Aku bergegas berlari ke tempat dimana aku di tugaskan tadi. Setelah jum’atan tadi rasanya emosionalku reda. Ada banyak orang yang melintas di depanku, tapi pikiranku entah kemana.
Latihan pramuka pun dimulai, materi kali ini adalah pengetesan pancasila dan makna-makna yang terkandung dalam poin-poin pancasila tersebut. Tugasku adalah mengetes kelas X A3. Dalam pengetesan itu kami saling  bercanda, tertawa-tawa dan membahas tentang pengalaman.
Saat aku menengok, aku lihat dia sedang duduk mengetes adik-adik kelas X A6. Aku coba untuk mendekatinya dengan harapan kami bisa bicara walau sebentar. ( Sebenarnya dia sedang marah padaku. Karena apa yang telah aku lakukan padanya di masa lalu. ) aku bilang padanya “ Waktu tinggal 5 menit lagi ”. Tapi, tak ada jawaban. Sempat aku  berpapasan dengannya. Tadinya aku ingin pegang tangannya dengan alasan supaya dia berhenti berjalan. Namun dia melepasnya dan terus berjalan, aku coba untuk mengejarnya namun sepertinya dia tidak ingin bicara, daripada buat dia tambah marah akhirnya kulanjutkan lagi tugasku memberi tau mereka untuk segera berkumpul di lapangan upacara. Aku senang saat melihat dia tersenyum, meskipun ada perasaan ingin melihatnya tersenyum langsung di dekatku. Tapi tak masalah, melihat dia seperti itu sudah buatku senang. Akhirnya pramuka pun selesai, aku sms dia dengan harapan ingin bertemu dengannya. Namun, dia telah pergi.
Di depan gerbang sekolah aku bertemu dengan temanku, dia melihatku murung. Dia bertanya ” Kenapa atuh ifin, galau mulu.? ”
 aku jawab “ Enggak bet.”
 “ Eh..eh.. tadi kamu lihat Any enggak..? ” aku memulai perbincangan.
 “ Ooh.. tadi dia udah pulang. ”
 “ Oh gitu. ”  aku menjawabnya dengan singkat.
“ Fin.. tadi aku denger kata orang, katanya ada yang ingin deket sama dia. Aku pikir dia sedang dalam proses pendekatan sama orang itu. “ aku hanya diam dan langsung pulang.
Di jalan aku berhenti di alun-alun kota, aku memang punya tempat untuk duduk sendirian. Terkadang aku bicara dengan 2 pohon yang ada di kiri dan kanan tempat yang aku duduki.
“ Apa itu alasannya..? dan apa itu sebabnya..? ”
 “ Tapi, kenapa dia sempat menerimaku. Apa sebenarnya dia ingin membalaskan apa yang pernah aku lakukan..? ”
 Aku membuang jauh-jauh pikiran negatifku, aku ambil positifnya saja, “ Mungkin dia memang masih marah.. dan masalah orang itu mungkin dia ingin berteman dengannya saja..? ”
Aku masih bertanya-tanya. Tiba-tiba datang seseorang yang aku kenal sebelumnya, dialah orang yang pertama memilih tempat yang aku duduki saat itu menjadi tempat favorit, yang hanya datang saat sedih saja. Ya dia adalah Meli ( bukan nama asli )  mantanku. Di situ kami saling menyapa dan bicara. Karena waktu sudah sore, amu memutuskan pulang dan meninggalkannya sendiri, dia memegang tanganku dan berkata “ Apa kau sendirian?”
“ Jika benar, mau kah kita mengulangi apa yang pernah kita lalui bersama. ” Aku menjawab “ Maaf aku tidak sendirian, dan maaf aku telah mencintai orang lain.”
Sesampainya dirumah, aku menulis catatan ku ini, dengan harapan agar orang yang kucintai tau apa yang sebenarnya aku inginkan.

Pesan untukmu  :


“ Aku datang padamu dengan baik-baik, berharap aku bisa membuatmu tersenyum di dekatku, ingin aku tunjukan keseriusanku dalam hubungan ini, meskipun bukan serius seperti mencari seorang istri. Tapi, serius dalam melewati hari-hari dengan saling menyayangi, saling menyemangati dan saling berdo’a. saling mengingatkan dan saling tolong menolong. Aku akan menunggumu disini dengan harapan kamu bisa melupakan kekecewaanmu dan bisa menerimaku apa adanya. ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cerpen terakhir

BIARKAN CINTA ITU JADI RAHASIAKU Oleh : arifin Suparyadi “Ah, cantiknya dia. Andai aku memilikinya”,gumamku ketika membayangkan Ayun...